Pages

Kamis, 28 April 2011

SISTEM TRANSPORTASI PADA HEWAN DAN MANUSIA

SISTEM TRANSPORTASI PADA HEWAN DAN MANUSIA
 
A.    SISTEM TRANSPORTASI PADA AVERTEBRATA

   
1.      Transportasi pada protozoa
              Tubuh protozoa hanya terdiri atas satu sel. Oleh sebab itu, seluruh proses kehidupanya termasuk transportasi dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Oksigen yang diperlukan diserap melalui seluruh permukaan tubuhnya, selanjutnya akan menyebar ke seluruh tubuh dengan cara difusi di dalam sitoplasma. Zatmakanan yang berbentuk cair akan diedarkan oleh vakuola kontraktil, sedangkan zat makanan yang berbentuk padat akan dicerna dan diedarkan oleh vakuola makanan. Proses peredaran zat seperti ini misalnya pada Paramcium.
            Pada Avertebrata yang belum memiliki sistem peredaran khusus, misalnya Hydra dan planaria,  transportasinya dilakukan bersama-sama sistem organ lainnya, seperti sistem percernaan dan sistem ekskresi. Pada Hyrda dan Planaria, sistem transportasi dilakukan oleh sistem gastrovaskuler, yakni saluran pencernaa yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran. Saluran pencarnaa pada Hydra dan Planaria bercabang-cabang dan bercabang-cabang lagi ke semua bagian tubuh. Pecabangan ini menyebabkan permikaan dalam saluran pncarnaan semakin luas, sehingga saluran ini di akan lebih efisien dalam melakukan penyerapan zat sekaligus mengantarkan zat yang diserapnya keseluruh jaringan tubuh. Dengan demikian, walawpun pada hewan ini tidak terdapat sistem peredaran khusus, zat yang diserap oleh saluran pencernaan akan dapat mencapai seluruh jaringan tubuh.
            Pada planaria sistem pengeluarannya juga berperan dalam peredaran zat. Saluran pengeluaran tersebut bercabang-cabang ke seluruh bagian tubuh dan mengumpulkan zat sisa metabolisme. Selanjutnya zat-zat tersebut akan dikeluarkan melalui sel-sel api atau flame sel.
            Hewan –hewan yang sederajatnya lebih tinggi dari cacing pipih, seperti Annelida, Mollusca, dan  Arthropoda, umumnya telah memiliki sistem peredaran tersebut terdiri atas alat peredaran dan cairan tubuh yabg diedarkan. Kalau cairan yang diedarkan berupa darah maka sistemnya disebut sistem peredaran darah.
           Alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri atas pembuluh nadi dan pembuluh balik. Peredaran darah pada hewan dapat dibedakan menjadi dua, yakni peredaran darah terbuka dan peredaran darah tertutup. Peredaran darah terbuka, bila darah selama dalam peredarannya, tidak selalu berada di dalam saluran darah. Misalnya peredaran darah pada sifut dan serangga. Peredaran darah tertutup jika darah selama dalam peredarannya selalu berada di dalam pembuluh atau saluran darah, misalnya pada peredaran darah cacing tanah dan Vertebrata.
    
      2.             Peredaran Darah Terbuka pada Serabgga dan Siput
                Seperti halnya serangga atau belalang, peredaran darah siput juga merupakan sistem peredaran terbuka. Alat peredaran darah siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya terdiri atas atrium dan ventrikal yang terletak di dalam rongga perikardial. Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan, darah akan membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan menuju ke rongga perikardial terus ke jantung melalui ostium.
             
     3. Peredaran Darah Cacing Tanah
              Peredaran darah pada cacing tanah merupakan peredaran tertutup. Selama dalam peredarannya darah tetap berada di dalam selom atau rongga tubuh. Rongga ini berisi cairan tubuh dan berbagai sistem organ tubuh dan berbagai sistem organ tubuh lainnya yang dapat bergerak secara bebas.
               Sistem peredaran dearah cacing tanah terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan pembuluh darah samping. Pembuluh darah samping terdiri atas lima pasang lengkungan aoerta yang masing-masing merupakan pembesaran dari pembuluh darah. Lima pasang pembuluh darah inilah yang merupakan jantung cacing tanah.
               Jika pembuluh punggung dan jantung berdenyut akan menyebabkan darah mengalir menuju ke pembuluh darah perut. Pembuluh darah ini mempunyai dinding yang amat tipis, sehingga zat-zat dalam darah dengan zat-zat dalam cairan ekstrasel mudah berdifusi.
              Cacing belum memiliki alat pernafasan khusus. Oksigen dari udara bebas berdifusi ke dalam darah cacing melalui seluruh permukaan kulit. Dari sini oksigendiangkut oleh darah kedalam kapiler dan bersama-sama dengan kapiler darah yang mengangkut zat makanan dari usus menuju ke pembuluh darah punggung.

1.      Sistem Transportasi Ikan
   Jantung ikan terdiri atas dua ruangan, yaitu sebuah serami atau atrium dan sebuah bilik atau ventrikel. Alat ini terlidung oleh selaput perikardium dan terletak didalam rongga perikardium. Dinding serambi ikan tipis, sehingga warna didalamnya tampak memerah dengan jelas, sedangkan dinding biliknya cukup tebal, sehingga tampak lebih pucat. Untuk menjaga agar aliran darah tetsp searah, antara serambi dan bilik terdapat klep. Jika otot dinding bilik jantung berkontraksi, darah akan terpompa keluar menuju pembuluh nadi yang dindingnya berotot disebut aoerta ventral banyak mengandung karbon dioksida (CO2). Di dalam kapiler ingsang CO2 di bebeskan kedalam air berdifusi kedalam darah insang, shingga darah yang meninggalkan insang banyak mengandung oksigen.
  Dari insang darah menuju ke pembuluh nadi punggung, terus bercabang-cabang menjadi pembuluh darah yang lebih kecil dan masing-masing menuju ke organ tubuh tertentu. Di dalam jaringan tubuh darah akan membebaskan zat makanan maupun oksigen dan mengambil CO2. Selanjutnya darah dari kapiler di dalam jaringan masuk ke pembuluh balik kecil, dan selanjutnya menuju ke jantung melalui pembuluh balik besar depan dan belakang.

1.      Sistem Transportasi Amfibia
   Salah satu jenis hewan kelas ini yang mudah didapat adalah katak hijau. Pada masa larva, yaitu berudu atau kecebong sistem transportasinya menyerupai sistem transportasi ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transportasi mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transportasi mengalami transportasi mengalami perubahan yang sesuai untuk kehidupan di lingkungan darat.
   Sistem transportasi katak terdiri atas darah dan alat peredaran darah. Darah katak terdiri atas bagian yang cair atau plasma darah, serta sel-sel darah. Komponen utama plasma darah adalah air yang di dalamnya terlarut protein dan garam-garam mineral. Fungsi plasma sel adalah mengangkut zat yang terlarut di dalamnya.
   Sel-sel darah katak terdiri atas sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel-sel darah putih (leukosit). Eritrositnya berinti, berbentuk bulat panjang, pipih, dan mengandung hemoglobin. Dari ventrikel darah akan keluar melalui batang nadi atau trunkus ateriosus. Batang nadi ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi dua aoerta (nadi besar) yang melengkung ke kiri dan ke kanan. Tiap lengkungan aoerta bercabang dua, yang masing-masing adalah :
a.       Aeteria karotis, yang bertugas yang mengalirkan darah ke kepala, dan
b.      Arteria pulmokatanea, bercabang menjadi dua yang masing-masing mengangkut darah ke paru-paru (arteria pulmonalis), dan kulit (arteria kutanea). Di dalam kapiler, paru-paru dan kulit akan bebaskan CO2 dan mengikat oksigen.
     Pada katak terdapar tiga macam sistem vena, yaitu :
a.       Sistem vena kava, yang terdiri dari vena kava yang berasal dari tungkai depan dan kepala, serta vena kava yang besal dari alat tubuh bagian belakang;
b.      Sistem vena pulmo kutaneus, yakni vena yang mengangkut darah dari paru-paru dan kulit;
c.       Sistem vena ports, yakni vena dari organ tubuh sebelim kembali ke jantung mampir dulu ke organ lain, misalnya vena yang meninggalkan usus mampir ke hati, disebut vena porta hepatis, vena dari alat-alat tungkai belakang dan ekor mampir ke ginjal, disebut vena porta renalis.

Jumat, 01 April 2011

tugas kuliah numpuk :D

ahhh ,,, gilaaa ,,, tugas banyak bangett...
sama sekali belom ada yg selesaiii :D dosennya pada reseeeeeeee....